Penting!

Wisata - Si Pintu Seribu, Lawang Sewu Semarang

Si Pintu Seribu Kota Semarang, Lawang Sewu
gb 1. Lawang sewu

Hai sahabat blogger, kali ini kami akan memberikan informasi wisata Semarang, Si Pintu Seribu, Lawang Sewu. Mengapa disebut lawang sewu? Karena Lawang Sewu atau seribu pintu ini memiliki pintu yang sangat banyak. Lawang sewu memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu. Sehingga masyarakat menyebut bangunan ini dengan sebutan lawang sewu.
Penasaran bukan dengan kelanjutan cerita lawang sewu? Ada apa saja sih di lawang sewu? Mari ikutin perjalanan kami. Checkidot...
Lawang Sewu atau dalam bahasa Indonesia yang berarti pintu seribu adalah gedung berasitektur kuno yang dibangun di era penjajahan Belanda yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi yang dibangun pada tahun 1904. Sekarang ini lawang sewu menjadi salah satu daya tarik obyek wisata sejarah Kota Semarang. Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda.
Sebutan “Sewu” dalam bahasa jawa berarti seribu, merupakan penggambaran sedemikian banyaknya jumlah pintunya. Menurut tour guide lawang sewu, jumlah lubang pintunya terhitung sebanyak 429 buah pintu, dengan daun pintu lebih dari 1.200 dengan perincian sebagian pintu dengan 2 daun pintu, dan sebagian dengan menggunakan 4 daun pintu, yang terdiri dari 2 daun pintu jenis ayun (engsel), ditambah 2 daun pintu lagi jenis sliding door/ pintu geser.
Semula gedung ini digunakan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Kantor pusat NIS merupakan perusahaan kereta api swasta dimasa pemerintahan Hindia Belanda yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia untuk menghubungkan Semarang dengan Vorstenlanden (Surakarta dan Yogyakarta) dengan jalur pertamanya Jalur Semarang Temanggung pada tahun 1867. Awalnya administrasi NIS diselenggarakan di Stasiun Semarang NIS. Pertumbuhan jaringan yang pesat diikuti bertambahnya kebutuhan ruang kerja sehingga diputuskan membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh pada lahan di pinggir kota dekat kediaman Residen Hindia Belanda, di ujung selatan Bodjongweg Semarang.
gb 2. Kaca patri, art Belanda

Pada awal tahun 2012 dilakukan renovasi di Gedung Lawang Sewu ini, renovasi yang di gagas dan didanai oleh PT. KAI sebagai pemilih gedung di kawal ketat oleh para tim konservasi gedung tua, agar penanganan renovasi berjalan dengan baik, memperhatikan bahan dasar yang digunakan, tanpa memaksa menggunakan material masa kini agar tidak merusak material lama yang digunakan. Konon katanya untuk mencari material-material lama yang notabene adalah barang-barang impor asli eropa, pihak konservasi pun harus melakukan hal demikian, mengimpor kembali beberapa material yang sangat rusak dan tidak dapat di perbaiki. Ada juga material masa lalu yang sudah tidak di produksi saat ini, di pesan khusus dengan material dasar dan bentuk yang sama.
Pada tahun 2013 renovasi selesai dikerjakan, re-new Gedung Lawang Sewu di resmikan oleh ibu Negara Any Yudhoyono. Gedung Lawang Sewu versi pasca Renovasi sungguh indah sekali, tampak luar gedung begitu anggun dan begitu berdiri di koridor dalamnya, tidak lagi ada nuansa suram dan seram, tapi begitu benderang dan indah. Masuk dari pintu belakang Lawang Sewu, langsung menuju kaca patri yang fenomenal, terlihat sangat mempesona, berkilau dan ada penjelasannya di bawahnya, mengenai makna yang terkandung dalam kaca patri tersebut, yaitu lambang kerajaan belanda, lambang Kota Semarang tempo dulu, juga terdapat lambang NIS berupa roda bersayap dengan 2 peri keberuntungannya.
gb 3. Lawang sewu (2015) dan Tugu Muda

Selain gedung A yang telah di renovasi menjadi cantik, gedung C juga telah berubah wujud menjadi bangunan museum kecil sejarah NIS, selama renovasi, ruang souvernir dan juga ruang audio mengenai cerita perkembangan perkeretaapian tempo dulu yang sangat menarik. Dari keseluruhan area lawang sewu, tinggal bangunan B yang terlihat masih belum di sentuh, apabila keselurahan area selesai di renovasi, niscaya komplek bangunan Lawang Sewu akan menjadi memukau kecantikannya di tengah Kota Semarang. Kembali memasuki lawang sewu dengan wajah berbeda, memberikan kesan yang jauh berbeda.
Untuk berkunjung ke lawang sewu di kenakan biaya masuk Rp. 10.000 per-orang dan bagi anda yang baru pertama kali datang dan ingin mengetahui lebih detail tentang lawang sewu bisa menyewa jasa tour guide dengan biaya  Rp. 30.000 per rombongan.
Didalam wisata lawang sewu kita dapat menemukan museum kereta api mini, kemudian bekas kantor perkereta apian Belanda yang mempunyai lorong lurus sejajar seperti gerbong kereta api umtuk memudahkan pekerja dalam mendatangi pekerja lain di lain ruang, kemudian yang paling menarik tentu saja lorong bawah tanah yang digunakan para tentara jepang sebagai penjara bawah tanah, tempat penduduk pribumi dihukum dan dibuang jenazahnya.
gb 4. Pintu sejajar yang berada di ruang kerja

gb 5. Ruang bawah tanah

Lawang sewu termasuk bangunan kuno, sehingga tak sedikit juga kelalawar yang hidup di dalamnya. Sehingga saat Anda mengelilingi bangunan tersebut, terlebih menuju aula lantai dua, Anda akan mencium bau kelelawar yang menyengat. Sediakan penutup hidung ya guys, bagi yang gak kuat tahan napas. 
Selain itu, tidak sedikit cerita mistis yang menyelimuti cerita lawang sewu ini. Banyak sekali pengalaman pengunjung yang merasakan kemistisan dari lawang sewu, terutama sebelum lawang sewu direnovasi. Tak sedikit pula yang mengunggah foto maupun cerita mistis di internet. Sudah beberapa stasiun televisi yang meliput lawang sewu dengan cerita mistisnya pula.
Kekurangan dari obyek wisata sejarah lawang sewu ini yaitu berkaitan dengan tempat parkir. Pihak lawang sewu tidak menyiapkan lahan parkir khusus pengunjung. Sehingga pengunjung terpaksa memarkirkan kendaraan mereka di samping lawang sewu, sepanjang kali kecil yang berada di sebelah lawang sewu persis. Tak cukup luas jarak antara jalan dan kali tersebut. Sangat amat susah untuk kendaraan berpapasan, harus ada tukang parkir yang mengatur arus lalu lintasnya. Hal inilah yang banyak dikeluhkan pengunjung terutama pengunjung dari luar Semarang yang sangat berniat untuk mengetahui rupa lawang sewu.

Kelebihan dai lawang sewu selain sebagai obyek wisata Semarang, yaitu tempatnya yang sangat amat strategis karena tepat berada di jantung kota. Selain itu, di depan lawang sewu terdapat tugu yang dikenal sebagai Tugu Muda, yaitu bukti sejarah perang lima hari di Semarang. Sebagai pusat Kota Semarang. Jadi pengunjung dapat melihat 2 bukti sejarah dalam satu waktu. 
gb 6. Lawang Sewu tempo dulu sebelum adanya renovasi

Luv

1 comment: