Penting!

Story - Cinta, Sesungguhnya (Tak) Seperti Kisah Dongeng

Cinta, Sesungguhnya (Tak) Seperti Kisah Dongeng



Banyak sekali orang yang menyapa pasanganya dengan sapaan, “Hai, cinta”. Emmm, emang cinta itu apa? Aku sendiri belum memahami betul arti cinta yang sebenarnya.
Untuk mengenal laki-laki saja, buatku masih jauh sekali dari pikiranku. Tak ada sebersit pun memikirkan laki-laki apalagi pasangan. Entahlah. Banyak orang yang mengomentari kelakuanku. Namun, bukankah merasakan cinta yang nantinya untuk mendapatkan pasangan adalah hak mutlak individu manusia? Jadi kalian jangan terlalu menghakimi seseorang dengan ‘cinta’ yaaaa.
Di saat yang aku tidak bayangkan, datanglah seorang laki-laki di kehidupanku. Di saat aku nyaman dengan teman-teman dan masa aku tidak mempunyai siapapun selain keluarga, datanglah seorang laki-laki yang membawa cinta kepadaku. Di saat aku berdamai dengan kehidupanku, datanglah seorang laki-laki yang mulai mengusik ketenangan jiwaku. Apakah cinta memang selalu datang tiba-tiba tanpa harus dipikirkan? Sayangnya, demikianlah yang aku alami. Aku harus menjawab pertanyaanku sendiri dengan lantang, ‘Iya, cinta memang selalu datang tiba-tiba. Aku pun sudah merasakannya sendiri’.
Aku berdamai denghan jiwaku yang baru dengan sesosok laki-laki baru. Baiklah-baiklah, aku mengikuti alurMu ya Allah. Aku terima jalan ceritaMu. Aku sambut cinta yang datang padaku. Tiada menghindar perasaanku atas yang Kau ciptakan. Aku iklas dengan segala jalanMu. Semua ini sungguuh luar biasa, Allah. Tak pernah aku merasakan hal yang seperti ini sebelumnya.
Dimana aku di posisi selalu menghadap layar ponselku setiap detik, menanti, menunggu sebuah sms, iya hanya sebuah sms yang aku harap dapat berkelanjutan nantinya untuk menjadi banyak sms. Terlalu muluk kah? Aku rasa tidak.
Aku seperti orang konyol. Seperti orang yang tidak mempunyai kegiatan lain selain menatap layar ponselku. Selalu menanti telepon di saat malam hari khususnya malam minggu. Menanti telepon yang pasti akan bercakap panjang hingga waktu yang bisa dikatakan lama, hingga 3 jam. Entahlah kami bercakap apa, yang ada hanya air yang terus mengalir tanpa henti. Menunggu didongengin sebelum tidur. Menunggu sms yang mengucapkan ‘hai, cantik. Selamat pagi’. Aaaaahhhhhh sungguh luar biasa. Perasaan ini sungguh menjadi candu bagiku Allah. Tolonglah aku untuk selalu mengontrol rasaku ini.
Cukup lamakami berkenalan. Sudah banyak yang kami tau tentang masing-masing dari kami. Bulan berganti bulan, sampai saatnya aku-kamu menjadi kita. Apakah aku berucap, ‘akhirnya’? Hahahaha ini perasaan apa sih? Selalu membuat aku ingin tertawa sendiri. Ini sungguh tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Astagfirullah, rasa ini sungguh mengancam kejiwaanku.
Kami melakukan apapun yang telah biasa kami lakukan selama kurang lebih 6 bulan ini. Bahagia seperti cerita dongeng. Yang selalu berakhir bahagia dan akan selalu bahagia. Itu yang aku tahu dari dongeng. Aku dispesialkan di kehidupannya. Aku dijadikan satu-satunya di kehidupannya. Aku dibuat seperti ratu di hidupnya. Aku merasa seperti Snow White, hahaha. Lagi-lagi aku harus mengucapkan, ini sungguh luar biasa. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya.
Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun. Semua mulai terbiasa dengan status baru kami sebagai sepasang kekasih. Dan disitu, mulai terkuak fakta-fakta yang kami tidak tau sebelumnya. Mulai banyak cek cok yang terjadi pada hubungan kami. Entah masalah kecil maupun besar. Mulai ada perubahan carakami mengasihi dan menanggapi masalah. Yang biasanya apa sekarang menjadi apa. Sudah tau yang tidak disuka apa, tapi tetap dilakukan. Sudah tau sifat masing-masing akan marah karena hal apa dan bagaimana sikapnya, namun kebiasaan yang selalu mendamaikan seketika berubah menjadi amarah yang menjadi-jadi. Kebiasaan yang seharusnya saling menenangkan berubah menjadi sikap ‘pasrah’. Yang tak melakukan apapun, hanya menunggu dan mengikuti setiap amarah. Ini sungguh menyesakkan.
Aku sering  bertanya-tanya, apakah ini juga rasa cinta yang Kau ciptakan?
Mengapa ini sangat menyakitkan?
Apakah begini rasanya sakit?
Mengapa harus kami dan mengapa pada saat hubungan kami menginjak tahun ke dua, dimana seharusnya kami sudah lebih memahami satu sama lain?
Bagaimana Kau bisa menciptakan hati yang seperti ini? Sungguh luar biasa ciptaanMu ya Allah. Kami takluk dan tunduk akan apa yang Kau ciptakan.
Janji-janji manisnya yang dulu seakan menghilang. Yang ia berkata, ‘tak ada yang bisa menggantikanmu untuk selamanya’, ‘aku akan selalu mencari kabarmu kapanpun dan bagaimanapun keadaan kita’, ‘aku selalu memikirkanmu kemanapun aku pergi’, dan lain sebagainya yang entah aku sudah hampir lupa apa saja yang dia ungkapkan padaku.
Di saat semuanya memuncak. Di saat aku sudah tidak tahan dengan siapnya. Di saat aku ingin mempertahankan namun dia menunjukkan sikap pasrah dan masa bodoh, aku bulatkan tekad untuk meminta putus darinya. Iya, putus. Sebuah peristiwa yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya sama seperti aku jatuh cinta padanya.
Dia menjawab, ‘aku tidak akan pernah mau memutuskanmu. Ga akan pernah’. Aku memintanya lagi dan lagi, namun dia selalu menjawab hal yang sama pula. Bagiku kami belum putus seutuhnya kalau keadaannya seperti ini. Kami menjalin kasih menjadi sepasang kekasih saja atas landasan komitmen berdua, aku juga berkomitmen untuk putus pun juga dengan landasan komitmen berdua. Tidak hanya sepihak dari sisiku saja.
Aku mulai membatasi diri untuk berhubungan olehnya. Aku hanya akan menjawab pesannya disaat aku ingin menjawabnya. Karena semua ini sungguh menyakitkan bagiku. Namun di suatu ketika, beberapa hari setelah ini, tiba-tiba dia menghilang. Tak ada kabar maupun memberi kabar kepadaku. Kebiasaan yang seharusnya dia lakukan menjadi tak dilakukan. Dia melakukan apapun yang dia suka tanpa aku tau. Tak ada sms atau telepon darinya. Apa maksutnya ini???? Bukankah seharusnya jikalau dia memang serius denganku, masih mau memperjuangkan aku, masih mau adanya aku disampingnya, membuktikan omongannya yang selalu dia ungkapkan, dan membuktikan atas ucapannya yang tidak akan pernah mau putus denganku, seharusnya dia tetep berusaha untuk mendapatkanku dan membuat aku tidak pergi dari sisinya?? Namun mengapa ini malah sebaliknya??
Mereka mengatakan hal seakan tidak akan pernah mau jauh dari kita, namun mereka memperlakukan kita sebagai wanita seperti ini. Apakah kami tak ada harganya dan tak memiliki hati? Apakah hanya kalian yang memiliki hati? Sehingga kalian bisa melakukan apapun kepada kami?
Sungguh tak adil. Ini tak adil bagi kami. Kami tak pernah melakukan hal yang membuatmu minta putus. Kami tak pernah tidak memperhatikanmu. Kami tak pernah berkelakuan seperti yang kau lakukan, para laki-laki yang dapat menyakiti hati wanitamu. Apakah kami pantas mendapatkan ini?
Apakah aku juga harus mengalami keadaan ini untuk menyeimbangkan cinta? Karena semua hal pasti ada positif negatifnya. Mungkin ini negatifnya dimana keadaan yang har8us dirasakan setelah kita mendapatkan positifnya dari cinta. Sungguh begini ternyata rasanya cinta. Tak ada kisah cinta yang sesempurna kisah dongeng “Once Upon A Time”.
Berlakulah indah seperti kamu mengindahkan ibumu, para laki-laki. Karena kelak, merekalah, wanitamu yang akan menjadi ibu bagi anak-anakmu. Jangan pernah sakiti mereka, karena merekalah yang akan menghiburmu disaat kau sedih dan tua bersama.
Tak pernah ku sesalkan apapun yang terjadi padaku. Aku yakin ini semua atas kehendakNya. Ini juga yang terbaik untuku. Aku yakin itu. Ku serahkan jalan hidupku hanya kepadaMu ya Allah. Sabarkanlah, tabahkanlah, lapangkanlah hatiku, beri jalan yang terbaik. Karena sesungguhnya cinta adalah perasaan candu yang dapat membalikkan hati dan perasaan kapanpun Dia mau. Tetaplah  percaya, bahwa kisah cinta kita, manusia yang ada di bumi ini akan berujung pada kisah Happy Ending Once Upon A Time J

Luv


No comments:

Post a Comment