Cinta,
Sesungguhnya (Tak) Seperti Kisah Dongeng
Banyak sekali orang
yang menyapa pasanganya dengan sapaan, “Hai, cinta”. Emmm, emang cinta itu apa?
Aku sendiri belum memahami betul arti cinta yang sebenarnya.
Untuk mengenal laki-laki saja, buatku
masih jauh sekali dari pikiranku. Tak ada sebersit pun memikirkan laki-laki
apalagi pasangan. Entahlah. Banyak orang yang mengomentari kelakuanku. Namun,
bukankah merasakan cinta yang nantinya untuk mendapatkan pasangan adalah hak
mutlak individu manusia? Jadi kalian jangan terlalu menghakimi seseorang dengan
‘cinta’ yaaaa.
Di saat yang aku tidak
bayangkan, datanglah seorang laki-laki di kehidupanku. Di saat aku nyaman
dengan teman-teman dan masa aku tidak mempunyai siapapun selain keluarga, datanglah
seorang laki-laki yang membawa cinta kepadaku. Di saat aku berdamai dengan
kehidupanku, datanglah seorang laki-laki yang mulai mengusik ketenangan jiwaku.
Apakah cinta memang selalu datang tiba-tiba tanpa harus dipikirkan? Sayangnya,
demikianlah yang aku alami. Aku harus menjawab pertanyaanku sendiri dengan
lantang, ‘Iya, cinta memang selalu datang tiba-tiba. Aku pun sudah merasakannya
sendiri’.
Aku berdamai denghan
jiwaku yang baru dengan sesosok laki-laki baru. Baiklah-baiklah, aku mengikuti
alurMu ya Allah. Aku terima jalan ceritaMu. Aku sambut cinta yang datang
padaku. Tiada menghindar perasaanku atas yang Kau ciptakan. Aku iklas dengan
segala jalanMu. Semua ini sungguuh luar biasa, Allah. Tak pernah aku merasakan
hal yang seperti ini sebelumnya.
Dimana aku di posisi
selalu menghadap layar ponselku setiap detik, menanti, menunggu sebuah sms, iya
hanya sebuah sms yang aku harap dapat berkelanjutan nantinya untuk menjadi
banyak sms. Terlalu muluk kah? Aku rasa tidak.
Aku seperti orang
konyol. Seperti orang yang tidak mempunyai kegiatan lain selain menatap layar
ponselku. Selalu menanti telepon di saat malam hari khususnya malam minggu. Menanti
telepon yang pasti akan bercakap panjang hingga waktu yang bisa dikatakan lama,
hingga 3 jam. Entahlah kami bercakap apa, yang ada hanya air yang terus
mengalir tanpa henti. Menunggu didongengin sebelum tidur. Menunggu sms yang
mengucapkan ‘hai, cantik. Selamat pagi’. Aaaaahhhhhh sungguh luar biasa. Perasaan
ini sungguh menjadi candu bagiku Allah. Tolonglah aku untuk selalu mengontrol
rasaku ini.
Cukup lamakami
berkenalan. Sudah banyak yang kami tau tentang masing-masing dari kami. Bulan berganti
bulan, sampai saatnya aku-kamu menjadi kita. Apakah aku berucap, ‘akhirnya’? Hahahaha
ini perasaan apa sih? Selalu membuat aku ingin tertawa sendiri. Ini sungguh tak
pernah ku bayangkan sebelumnya. Astagfirullah, rasa ini sungguh mengancam
kejiwaanku.
Kami melakukan apapun
yang telah biasa kami lakukan selama kurang lebih 6 bulan ini. Bahagia seperti
cerita dongeng. Yang selalu berakhir bahagia dan akan selalu bahagia. Itu yang
aku tahu dari dongeng. Aku dispesialkan di kehidupannya. Aku dijadikan
satu-satunya di kehidupannya. Aku dibuat seperti ratu di hidupnya. Aku merasa
seperti Snow White, hahaha. Lagi-lagi aku harus mengucapkan, ini sungguh luar
biasa. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya.
Hari demi hari, bulan
demi bulan, dan tahun demi tahun. Semua mulai terbiasa dengan status baru kami
sebagai sepasang kekasih. Dan disitu, mulai terkuak fakta-fakta yang kami tidak
tau sebelumnya. Mulai banyak cek cok yang terjadi pada hubungan kami. Entah masalah
kecil maupun besar. Mulai ada perubahan carakami mengasihi dan menanggapi
masalah. Yang biasanya apa sekarang menjadi apa. Sudah tau yang tidak disuka
apa, tapi tetap dilakukan. Sudah tau sifat masing-masing akan marah karena hal
apa dan bagaimana sikapnya, namun kebiasaan yang selalu mendamaikan seketika
berubah menjadi amarah yang menjadi-jadi. Kebiasaan yang seharusnya saling
menenangkan berubah menjadi sikap ‘pasrah’. Yang tak melakukan apapun, hanya
menunggu dan mengikuti setiap amarah. Ini sungguh menyesakkan.
Aku sering bertanya-tanya, apakah ini juga rasa cinta
yang Kau ciptakan?
Mengapa ini sangat
menyakitkan?
Apakah begini rasanya
sakit?
Mengapa harus kami dan
mengapa pada saat hubungan kami menginjak tahun ke dua, dimana seharusnya kami
sudah lebih memahami satu sama lain?
Bagaimana Kau bisa
menciptakan hati yang seperti ini? Sungguh luar biasa ciptaanMu ya Allah. Kami takluk
dan tunduk akan apa yang Kau ciptakan.
Janji-janji manisnya yang
dulu seakan menghilang. Yang ia berkata, ‘tak ada yang bisa menggantikanmu
untuk selamanya’, ‘aku akan selalu mencari kabarmu kapanpun dan bagaimanapun
keadaan kita’, ‘aku selalu memikirkanmu kemanapun aku pergi’, dan lain
sebagainya yang entah aku sudah hampir lupa apa saja yang dia ungkapkan padaku.
Di saat semuanya
memuncak. Di saat aku sudah tidak tahan dengan siapnya. Di saat aku ingin
mempertahankan namun dia menunjukkan sikap pasrah dan masa bodoh, aku bulatkan
tekad untuk meminta putus darinya. Iya, putus. Sebuah peristiwa yang tidak pernah
aku pikirkan sebelumnya sama seperti aku jatuh cinta padanya.
Dia menjawab, ‘aku
tidak akan pernah mau memutuskanmu. Ga akan pernah’. Aku memintanya lagi dan
lagi, namun dia selalu menjawab hal yang sama pula. Bagiku kami belum putus seutuhnya
kalau keadaannya seperti ini. Kami menjalin kasih menjadi sepasang kekasih saja
atas landasan komitmen berdua, aku juga berkomitmen untuk putus pun juga dengan
landasan komitmen berdua. Tidak hanya sepihak dari sisiku saja.
Aku mulai membatasi
diri untuk berhubungan olehnya. Aku hanya akan menjawab pesannya disaat aku
ingin menjawabnya. Karena semua ini sungguh menyakitkan bagiku. Namun di suatu
ketika, beberapa hari setelah ini, tiba-tiba dia menghilang. Tak ada kabar
maupun memberi kabar kepadaku. Kebiasaan yang seharusnya dia lakukan menjadi
tak dilakukan. Dia melakukan apapun yang dia suka tanpa aku tau. Tak ada sms
atau telepon darinya. Apa maksutnya ini???? Bukankah seharusnya jikalau dia
memang serius denganku, masih mau memperjuangkan aku, masih mau adanya aku
disampingnya, membuktikan omongannya yang selalu dia ungkapkan, dan membuktikan
atas ucapannya yang tidak akan pernah mau putus denganku, seharusnya dia tetep
berusaha untuk mendapatkanku dan membuat aku tidak pergi dari sisinya?? Namun mengapa
ini malah sebaliknya??
Mereka mengatakan hal
seakan tidak akan pernah mau jauh dari kita, namun mereka memperlakukan kita
sebagai wanita seperti ini. Apakah kami tak ada harganya dan tak memiliki hati?
Apakah hanya kalian yang memiliki hati? Sehingga kalian bisa melakukan apapun
kepada kami?
Sungguh tak adil. Ini tak
adil bagi kami. Kami tak pernah melakukan hal yang membuatmu minta putus. Kami
tak pernah tidak memperhatikanmu. Kami tak pernah berkelakuan seperti yang kau
lakukan, para laki-laki yang dapat menyakiti hati wanitamu. Apakah kami pantas
mendapatkan ini?
Apakah aku juga harus
mengalami keadaan ini untuk menyeimbangkan cinta? Karena semua hal pasti ada
positif negatifnya. Mungkin ini negatifnya dimana keadaan yang har8us dirasakan
setelah kita mendapatkan positifnya dari cinta. Sungguh begini ternyata rasanya
cinta. Tak ada kisah cinta yang sesempurna kisah dongeng “Once Upon A Time”.
Berlakulah indah
seperti kamu mengindahkan ibumu, para laki-laki. Karena kelak, merekalah,
wanitamu yang akan menjadi ibu bagi anak-anakmu. Jangan pernah sakiti mereka,
karena merekalah yang akan menghiburmu disaat kau sedih dan tua bersama.
Tak pernah ku sesalkan
apapun yang terjadi padaku. Aku yakin ini semua atas kehendakNya. Ini juga yang
terbaik untuku. Aku yakin itu. Ku serahkan jalan hidupku hanya kepadaMu ya
Allah. Sabarkanlah, tabahkanlah, lapangkanlah hatiku, beri jalan yang terbaik. Karena
sesungguhnya cinta adalah perasaan candu yang dapat membalikkan hati dan
perasaan kapanpun Dia mau. Tetaplah percaya, bahwa kisah cinta kita, manusia yang
ada di bumi ini akan berujung pada kisah Happy
Ending Once Upon A Time J
Luv
No comments:
Post a Comment